Telah lama saya impikan agar kebudayaan masuk dalam kurikulum pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bagi saya "Bangsa yg besar/kuat adalah bangsa yg memiliki budaya".
suatu hal yg ironis ketika generasi muda bangsa ini tidak tau, tdk mengerti budaya dan nilai-nilai yg terkandung dalam budayanya sendiri.
berita kompas hari ini membuat saya senang, ssemoga berita tersebut akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat.
Berikut beritanya:
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan,
kebudayaan yang membangun karakter bangsa akan dimasukkan dalam
kurikulum pendidikan. Selama ini, muatan kebudayaan dinilai sangat minim
dalam kegiatan pendidikan. Hal itu dikatakan Wiendu seusai bertemu
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X di
Yogyakarta, Rabu (26/10/2011).
"Perlu dilakukan karena minimnya
muatan kebudayaan yang terserap siswa dalam kegiatan pendidikan.
Minimnya akses muatan kebudayaan dalam kegiatan pendidikan tampak dari
tidak adanya pilihan dalam pelajaran untuk mengambil mata pelajaran
bahasa Batak dan Jawa. Begitu pula dalam ekstrakurikuler untuk menari
juga belum disediakan di semua sekolah," katanya.
Wiendu mengatakan, penyatuan pendidikan dan kebudayaan harus disambut baik karena kedua bidang tersebut dapat diintegrasikan.
"Jika
kebudayaan masuk ke kurikulum harus bersinergi dengan pendidikan.
Kebudayaan dalam hal ini berarti nilai dan peradaban untuk membangun
karakter bangsa dan manusia berkarakter," ujar Wiendu.
Ia
mengatakan, untuk merealisasikan hal itu yang perlu diupayakan adalah
payung yang tertinggi, yakni Undang-Undang Kebudayaan, termasuk cetak
biru pembangunan kebudayaan yang memuat kebijakan, strategi, dan program
pembangunan kebudayaan lima tahun ke depan.
"Saya berharap cetak
biru pembangunan kebudayaan 2012 sudah bisa masuk ke direktorat
pendidikan. Nanti jika kebudayaan masuk dalam kurikulum, kekuatan lokal
akan tumbuh subur," katanya.
Menurut dia, pada tahap awal akan
dilakukan kajian apakah kebudayaan akan masuk dalam pelajaran pilihan
atau wajib melalui kegiatan lintas budaya. Selain itu, akan dikaji pula
adanya kemungkinan pertukaran dari satu etnik ke etnik lain, dan adanya
rancangan bagi siswa wajib mengunjungi museum.
"Kemungkinan yang bisa direalisasikan lebih dulu dan bisa terintegrasikan adalah siswa wajib mengunjungi museum," kata Wiendu.
Sumber : ANT
Kompas.com
Nice post...
BalasHapuskok nice???
BalasHapus