Rabu, 26 Oktober 2011

Mimpi akan jadi kenyataan "Kebudayaan Akan Masuk Kurikulum Pendidikan"

Telah lama saya impikan agar kebudayaan masuk dalam kurikulum pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bagi saya "Bangsa yg besar/kuat adalah bangsa yg memiliki budaya".
suatu hal yg ironis ketika generasi muda bangsa ini tidak tau, tdk mengerti budaya dan nilai-nilai yg terkandung dalam budayanya sendiri.
berita kompas hari ini membuat saya senang, ssemoga berita tersebut akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

 Berikut beritanya:


Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, kebudayaan yang membangun karakter bangsa akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Selama ini, muatan kebudayaan dinilai sangat minim dalam kegiatan pendidikan. Hal itu dikatakan Wiendu seusai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Rabu (26/10/2011).
"Perlu dilakukan karena minimnya muatan kebudayaan yang terserap siswa dalam kegiatan pendidikan. Minimnya akses muatan kebudayaan dalam kegiatan pendidikan tampak dari tidak adanya pilihan dalam pelajaran untuk mengambil mata pelajaran bahasa Batak dan Jawa. Begitu pula dalam ekstrakurikuler untuk menari juga belum disediakan di semua sekolah," katanya.
Wiendu mengatakan, penyatuan pendidikan dan kebudayaan harus disambut baik karena kedua bidang tersebut dapat diintegrasikan.
"Jika kebudayaan masuk ke kurikulum harus bersinergi dengan pendidikan. Kebudayaan dalam hal ini berarti nilai dan peradaban untuk membangun karakter bangsa dan manusia berkarakter," ujar Wiendu.
Ia mengatakan, untuk merealisasikan hal itu yang perlu diupayakan adalah payung yang tertinggi, yakni Undang-Undang Kebudayaan, termasuk cetak biru pembangunan kebudayaan yang memuat kebijakan, strategi, dan program pembangunan kebudayaan lima tahun ke depan.
"Saya berharap cetak biru pembangunan kebudayaan 2012 sudah bisa masuk ke direktorat pendidikan. Nanti jika kebudayaan masuk dalam kurikulum, kekuatan lokal akan tumbuh subur," katanya.
Menurut dia, pada tahap awal akan dilakukan kajian apakah kebudayaan akan masuk dalam pelajaran pilihan atau wajib melalui kegiatan lintas budaya. Selain itu, akan dikaji pula adanya kemungkinan pertukaran dari satu etnik ke etnik lain, dan adanya rancangan bagi siswa wajib mengunjungi museum.
"Kemungkinan yang bisa direalisasikan lebih dulu dan bisa terintegrasikan adalah siswa wajib mengunjungi museum," kata Wiendu.

Sumber : ANT
Kompas.com

2 komentar: